Bagaimana kualitas Pendidikan Indonesia
Penulis : Muhammad ilham azhar arrofi - 26 Mei 2024
Penulis : Muhammad ilham azhar arrofi - 26 Mei 2024
Foto : Google - Ilustrasi Pendidikan
Apabila kita ingin menjadi sebuah bangsa yang besar harus di iringi dengan kulitas Pendidikan yang bagus karena bagaimana mau menjadi bangsa yang besar apabila kualitas sumber daya manusia Indonesia biasa-biasa saja oleh karena itu peran Pendidikan menjadi hal yang utama harus di tingkatkan kualitas nya supaya mampu menunjang kebutuhan kebutan sebagi bangsa yang besar lantas bagaimana kualitas pedidikan kita sekarang?
Pendidikan merupakan hal terpenting agar setiap negara dapat berkembang dengan cepat. Sebuah negara besar akan menganggap pendidikan sebagai prioritas utama karena melalui pendidikan, kemiskinan masyarakatnya akan terhapuskan dan tergantikan dengan kesejahteraan. Namun dalam proses pengembangan pendidikan di Indonesia, kita masih menghadapi banyak permasalahan di setiap tahapannya. Apabila kita bahas satu persatu permasalahan yang ada munmgkin akan memakan waktu yang banyak dan tidak ada habis nya oleh karena itu saya akan memaparkan beberapa permasalahan hasil dari pengamatan saya pribadi.
Baca Juga : Kota Tasikmalaya, Kota Kriminal?
Sampai saat ini pembelajaran belum sepenuhnya ada di seluruh Indonesia banyak wilayah wilayah yang belum terjangkau akan Pendidikan terutama di wilayah Indonesia timur masih sedikit jumlah sekolah/universitas yang ada di Kawasan sana berbanding tibalik dengan kondisi yang ada di wilayah Indonesia tengah dan barat begitu banyak jumlah sekolah/universitas yang ada.
Menurut survey dari PERC ( Politic and Economic Risk Consultan ), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan terakhir yaitu urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Salah satu yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas guru. Hasil dari UKG tahun 2021 sampai 2015, sekitar 81% guru di Indonesia bahkan tidak mencapai nilai minimum. Dari hasil data tersebut menggambarkan bahwa kapabilitas dan kuantitas tenaga pengajar yang tidak kompetensi tentunya akan berdampak pada kualitas pendidik.
Kata ”ganti pemerintah ganti kurikulum“ itu benar adanya tercatan Di Indonesia, sejak pertama diterapkan pada tahun 1947, perubahan kurikulum telah terjadi beberapa kali yaitu, masa kemerdekaan dan orde lama (1952 dan 1964) masa orde baru (1968, 1975, 1984, dan 1994), serta era reformasi dan setelahnya (2004, 2006, 2013, 2022).
Dampak Positif:
Relevansi dengan Tantangan Modern: Pergantian kurikulum dapat mencerminkan respons terhadap perubahan kebutuhan dan tantangan pendidikan modern. Dengan cepat mengadaptasi kurikulum, sistem pendidikan dapat lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Inovasi dan Perbaikan: Setiap pergantian kurikulum dapat memberikan kesempatan untuk mengenalkan inovasi pendidikan dan memperbaiki kelemahan dalam sistem sebelumnya.
Baca Juga : Polemik Musik diantara para Ulama Masa Kini
Ketepatan Dengan Standar Internasional: Pergantian kurikulum mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia tetap sejalan dengan standar internasional, yang dapat meningkatkan daya saing lulusan di tingkat global.
Dampak Negatif:
Ketidakstabilan: Pergantian kurikulum yang terlalu sering dapat menciptakan ketidakstabilan dalam sistem pendidikan. Guru dan siswa mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus.
Kurangnya Konsistensi: Pergantian kurikulum yang terlalu sering dapat mengakibatkan kurangnya konsistensi dalam penyelenggaraan pendidikan. Guru dan lembaga pendidikan mungkin kesulitan untuk mengembangkan keahlian mereka dalam menerapkan kurikulum yang terus-menerus berubah.
Biaya dan Sumber Daya: Implementasi kurikulum baru memerlukan investasi besar dalam pelatihan guru, pengembangan materi pelajaran, dan infrastruktur pendidikan. Pergantian kurikulum yang terlalu sering dapat membebani sistem pendidikan dengan biaya yang tidak perlu.